Thursday, May 10, 2007


Apakah saya terjangkit Elektra Complex?

Entahlah. Belakangan saya merasakan kecenderungan aneh terjadi pada diri saya. Aneh? Ya. Sekarang saya akan lebih cepat "naksir" dengan pria yang berumur diatas 39 tahun.

Kenapa saya bilang aneh, mengingat pria-pria yang dekat dengan saya belakangan jauh berumur di bawah saya. Menurut saya mereka para pengidap Oedipus Complex..haha!

Entah kenapa belakangan saya merasakan bahwa para lelaki-lekai yang berusia antara 39-50 itu sangat lah menarik. Teman yang nyambung buat ngobrol, apalagi curhat, gak emosian, lebih bijaksana, dan sebagainya.

Kalo mau jujur, gejala ini sudah 3 tahun belakangan ini saya rasakan, cuma saya piker ini hanya perubahan cara berfikir atau memandang sesuatu saja. Sejak 3 tahun belakangan ini saya merasakan lebih cepat "klik" dengan lelaki di usia puber kedua ini. Lucunya lagi, saat saya berkenalan dengan pria yang saya tak tau umurnya, saya akan dengan mudahnya menebak umur mereka dari cara bertutur mereka.

Seorang sahabat pernah bilang: Saya trauma dengan masa lalu saya (mengingat mantan saya berumur lebih muda dari saya). Tapi saya piker-piker kok raanya penilaian teman saya itu salah sama sekali.

Menurut saya, alasannya adalah karena saat ini mata saya terbuka untuk tau bahwa lelaki-lelaki forty something itu emang lebih keren dan lebih seksi J . Liat aja Richard Gere, Bono, Sting, dan….okelah, saya bisa sebutkan contoh dari kalangan yang non selebritis, sebut saja Ahmady Meuraxa (huhuy..!), biar kata udah pada mulai tuwir, tapi mereka teteup charmed kan bow..??? :-p

Kata orang, mereka bisa terlihat begitu menarik karena pada usia itu mereka sedang mengalami masa perubahan fisik dan psikologis untuk memasuki tahapan baru dalam kehidupan mereka. Jadi sebenarnya boleh dibilang, pria-pria forty something itu sedang berada dalam masa krisis. Tapi mungkin itu juga yang membuat mereka terlihat lebih matang (dan lebih seksi! J )

Tapi satu hal yang mengganjal, dari hasil "temuan" saya, para pria in that period rata-rata sudah pada sold out (bwhahahaha…cian deh gw).Kalo pun ada yang masih avalaible biasanya mereka-mereka yang sudah married tapi sedang berada dalam krisis rumah tangga. Emang yang segituan ga ada yang single lagi? Ada sih..tapi biasanya alasan mereka untuk tetap being single sampe umur segituan (buat saya) lumayan "aneh" dan "nyeremin".

Ok. Lalu bagaimana saya bisa yakin jika saya tak terserang Elektra Complex? Ya, karena saya tidaklah terlalu dekat dengan ayah saya, bahkan jika ngobrol kami cenderung sering bertengkar, jadi mana mungkin saya mengidolakan beliau, bahkan mencari-cari figure yang mirip beliau?

Lalu apa dong? Itu yang sedang saya cari tau saat ini. Yang jelas, saya pernah mencoba membuktikan sesuatu.

Seminggu yang lalu saya "diundang" pada sebuah farewell party seorang ekspatriat dikantor saya. Farewell party sih biasa, yang ga biasa saat itu adalah, yang saya hadiri adalah special edition. Kenapa saya bilang special edition, karena pada versi yang satu ini, biasanya para tamu berasal daro organisasi lain, dan most of them are expatriates (dan kau bisa bayangkan acaranya seperti apa, bukan?)

Diantara tamu yang datang, saya berkenalan dengan beberapa pria, salah satunya seorang pria Jerman yang bekerja untuk organisasi yang concern di bidang politik. Arron, bukan nama sebenarnya , namanya. Wajahnya perpaduan Brendan Fraser dan Goerge Clooney. Rambutnya sedikit gondrong. Anaknya lumayan seru. Talkative. Ramah. Saya dan dia sempat ngobrol panjang tentang banyak hal. Dari hal yang serius sampe yang ga penting. Dia juga sempat mengajak melantai (saya tau dia tau banget, kalo saya paling ga suka hal yang satu ini, tapi dia cuma senyum-senyum aja sambil narik tangan saya). Well..not bad. Tapi..lha kok saya ga ngerasa ada chemistry apapun ya..Dia juga mengundang saya untuk hadir di partynya 2 hari kemudian, saya malah dengan ga sopannya maen nyeletuk aja " Sorry, I think I will be busy"..Wat a stupid and not nice answer..hehehe..

Biarpun begitu saya gak menyesal kok. Kita bahkan ga bertukar nomer henpon. Lucunya saya malah bertukar nomer henpon dengan bosnya yang kira-kira berumur 50-an.

Dasar ominizer! ooopss…



No comments:

Post a Comment