Tuesday, July 08, 2008

Bike to Work (Bersepeda lagiiiiii)

Saya selalu sepakat dengan petuah bijak yang mengatakan : di balik tiap-tiap peristiwa pasti terdapat sebuah hikmah.

Betapa tidak,..setelah kepergian boss saya (the most famous "killer delegate" in the office,..eh tapi dia baek kok ke sayah.. J), akhirnya impian saya untuk memiliki sepeda lagipun terwujud. Karena dia "melelang" sepeda kesayangannya kepada saya. Dan akhirnya yipiiiiiiii..yipiii…saya pun bisa mewujudkan obsesi lama yang sempet terwujud hanya beberapa bulan, lalu saya harus merelakan semuanya untuk hanya menjadi kenangan…

Maksudnya?

Begini ceritanya, dulu…duluuuu banget..hehehe..maksudnya 3 tahun yang silam, tepatnya beberapa bulan setelah kepindahan saya ke kota ini, saya mendapati bahwa aktivitas saya disini sangat sangat menjemukan, karena hanya berkisar kantor-kos-warnet..ditambah lagi jarak dari kos saya ke kantor itu hanya 5 menit berjalan kaki. Belum lagi, buat saya sangat lah sulit menemukan komunitas atau bahakan teman diskusi atau meski hanya teman jalan yang sehati disini. Saya merasa seperti alien disini

Singkat kata, timbullah niatan untuk menambah kegiatan lebih dari hanya ke kantor, ke warnet dan pulang kerumah. Dengan tak banyak kesulitan, ide untuk membeli sepeda pun muncul di kepala. Secara sejak duduk dibangku SD, saya memang suka naik sepeda. Lalu sepulang kantor dengan ditemani, office girl di kantor, saya pun membeli sepeda. Saya piker masalah saya terpecahkan. Ternyata dugaan saya salah.

Karena tak lama sesudahnya, saya sering mendapat tugas ke lapangan yang mengharuskan saya menginap selama 5 hari di lapangan. Dan itu nyaris tanpa jeda. Kalaupun ada jeda, itu hanya jeda untuk menginap di lapangan, karena saya masih harus mengunjungi daerah yang lumayan dekat (baca: bisa pulang hari), tapi masalahnya adalah lagi-lagi hal itu sangat menguras stamina saya. Saya paham, ini adalah konsekuensi yang harus saya sadari sejak awal sejak pekerjaan berjudul kan Field Officer ini saya terima. Tapi ternyata ada hal lain yang harus saya bayar. Saya kehilangan waktu untuk diri saya sendiri, termasuk kehilangan waktu (dan stamina) untuk bersepeda. Beberapa kali saya coba untuk mengeraskan hati dan membulatkan tekad untuk tetap melakukan aktivitas bersepeda saya sepulang dari lapangan. Dan tahukah anda, bahwa berkali-kali juga saya harus pulang menggunakan becak dengan ikut mengangkut sepeda saya di dalamnya. Sungguh miris sekaligus memalukan.

Setelah mengalami berulang kali insiden "sepeda di dalam becak", dan juga setelah sepeda saya selama setahun lebih teronggok, menganggur, tak tersentuh karena saya terlalu sibuk dengan kegiatan saya di lapangan, pada suatu hari saya pulang dan ibu kos saya melaporkan bahwa sepeda saya "ditaksir" tetangga sebelah. "Daripada di anggurin kan mendingan dijual,moel" begitu alasan induk semang saya saat itu. Saya tak begitu menanggapi serius, karena entah kenapa saat itu saya yakin bahwa saya masih akan menggunakan sepeda itu di masa-masa mendatang.

Seminggu setelah percakapan itu terjadi, saya pulang dan ibu kos saya mengatakan bahwa sepeda saya ditaksir 250 ribu dan sebentar lagi pembelinya datang. Tentu saja saya kaget, karena saya bahkan tak diberi kesempatan untuk berpikir, boro-boro bilang "nggak"..fiiuuh..hingga tak lama sesudah itu seorang perempuan setengah baya datang bersama seorang bocah laki-laki, dan menawar sepeda itu dengan harga lebih rendah lagi..tentu saya saya tolak mentah-mentah. Karena saya merasa bahwa saya telah sangat dirugikan secara saya tidak pernah dimintai pendapat ehh..tau-tau aja sepeda saya sudah laku..well..that's life


Sejak saat itu, mimpi bersepeda saya saya lupakan. Minat saya beralih (baca: terpaksa saya alihkan) pada jogging dan jalan cepat..efeknya sungguh tak terduga: sinusitis saya kambuh kembali dan meradang..secara disini tak ada tempat nyaman untuk jogging yang bebas debu..maka, setelah 2 minggu, hasil nyatan yang saya apatkan adalah :saya harus rutin berkunjung ke dokter THT langganan saya.

Lalu saya berhenti melakukan aktivitas olahraga. Saya frustasi.

Tak lama, saya mendengar bahwa sebuah fitness centre di sini membuka kelas aerobic malam hari. Semula rencana awal saya beserta beberapa rekan perempuan di kantor akan mendaftar rame-rame..tapii..berhubung menurut saya semua Cuma NATO (baca: No Action Talk Only), maka saya memutuskan untuk mendaftar sendiri, dan menjadi "anak baru" dikelas itu..

Sua bulan pertama semuanya lancer-lancar saja, hingga lama kelamaan saya merasakan suasana di kelas itu semakin ga asyik,. bayangin aja, suasananya mirip arisan ibu-ibu, maisng-masing pamer perhiasan, belum lagi yang dagang ya nawarin dagangan, termasuk sang instruktur yang sibuk maksain para peserta buat beli baju senam dagangannya. dan yang paling mengganggu adalah saat sang instruktur sudah mulai berani minjem duit..sejak saat itu saya memutuskan untuk menghindar dan memutuskan mundur dari kelas itu.

Saya benar-benar frustasi. Cuma mau olahraga aja lha kok susah banget di sini…hingga akhirnya 6 bulan sesudahnya, tepatnya seminggu yang lalu (mantan) bos saya "menawarkan" sepedanya kepada saya. Tentu saja pucuk dicinta ulam pun tiba…saya pun menyambat hangat *halah* tawaran tersebut …

Maka sejak seminggu yang lalu saya mulai bersepedah lagii..horeee…
Horeee…

Dia datang lagi…

Akhirnya..setelah menanti selama 2 tahun, ia datang lagi. Kedatangannya kali ini lebih mencerahkan hati. Betapa tidak, ditengah-tengah lautan ketidakpastian yang kerap membuat frustasi, sebuah kehangatan baru tiba-tiba muncul di hati.

Bak seorang kekasih hati yang lama tak pulang, maka kedatangannya tak urung pula membuat banyak kupu-kupu kembali menari di perut. Tapi mungkin ia memanglah kekasih hati, yang selalu menghangatkan relung kalbu, kapanpun ia hadir, meski aku harus menahan sesak di hati selama 24 bulan…

Meski kali ini gaung tak sekeras tahun-tahun lalu, tapi gemanya di hati tetap tak berubah…


Capek aahh…

Pokoknya aku seneng banget dia datang lagi, meski aku harus menempuh 7 jam perjalanan demi menyambut kedatangannya. Meski tahun lalu, sebuah insiden kecil yang membuat kaki dan tangan kiriku terkilir sempat menyengsarakan aku selama berbulan-bulan..tapi cintaku padamu takkan pernah berkurang..


Ya iyalah..kapan lagi bisa jejingkrakan sepuasnya, teriak-teriak, nyanyi-nyanyi sepuasnya..melototin para cowok-cowok ganteng nan gondrong..hihihi..