Sunday, November 08, 2015

Perjuangan Bangun Pagi

Terkadang kebiasaan hidup seseorang bisa menjelaskan lebih banyak tentang umurnya ketimbang seribu kata sekalipun.

Saya contohnya



Sejak mendekati usia 40, (baca : 39 tahun), saya kerap mengidap penyakit yang saya sebut dengan addicted to sleep. Dulu saya punya istilah sawan tidur, untuk menjelaskan kegemaran saya akan tidur dan bangun siang di saat weekend.

Yang membedakan hanyalah soal control . Makin kesini addicted to sleep ini susah sekali mengontrolnya. Ia menyita waktu ‘bangun’ku. Jam 5 sore, badan ini sudah “minta tidur”.  Malam hari, jam 10:30 atau pukul 11:00 mata sudah tak bisa diajak berkompromi.

Saya tidak tau apakah ini berhubungan langsung dengan keputusan saya menghentikan aktifitas olahraga selama hampir setahun ini. Setiap hari selalu terbersit niat ingin mulai jogging lagi di pagi hari sebelum ngantor. Apa daya besar nafsu besar tenaga kurang; jangankan jogging, sholat subuh aja sering kesiangan.





Rasanya untuk bangun itu berat banget. Tidak peduli saya mulai tidur pukul 22:00 atau 00:00 atau lebih telat. Tidak peduli ada berapa jenis alarm yang saya siapkan untuk membangunkan tidur saya yang kebo ini. Mungkin ini obvious sign bahwasanya saya memang sudah tuwir.Atau jangan jangan semakin tua saya, level kemalasan semakin bertambah? hmmm..

Jadi bersyukurlah kalian jika masih sanggup bangun pagi tanpa kesulitan yang berarti.



Wednesday, April 29, 2015

Tentang Rasa yang Mengetuk

Selalu ada perasaan aneh setiap saya menikmati hasil karya fotografi milik seseorang. Semacam rasa exciting tapi ada suara yang mengikuti semacam bisikan : ah kamu bisa juga kok sebenarnya. Cuma ga pernah serius aja. Alat ada. Tempat bertanya banyak. Males aja sih 😄


Sungguh saya ingin kembali mengetuk dn melecut diri saya sendiri untuk lebih menghargai apa yang saya miliki. Not take it for granted. 




Sunday, November 02, 2014

Es krim Cincau yang Bikin Meracau

Buat perantauan seperti saya, salah satu hal yang bikin 'kurang betah di tanah Betawi ini adalah panganannya yang kalo orang Medan bilang : Ntah apa apa. Tak ada rasanya.

Belum lagi tempat makan yang pembelinya kudu ngantri dulu pun makanannya anyep. Tak berasa.

Karena alasan itu tak heran jika menu andalan saya sehari hari adalah nasi Padang. Meski lain rumah makan lain pula rasa sambalnya, setidaknya rasa bumbu bumbunya mendekati ekspektasi. Ekspektasi saya, tentu saja :p

Suatu hari di panas Nan terik mata saya tertumbuk pada sebuah gerobak yang parkir di pinggir jalan. Dengan tulisan : Es krim cincau. 

Pada dasarnya saya bukanlah penggemar es krim garis keras. Apalagi sejak memiliki sejarah sinusitis, saya memutuskan untuk sebisa mungkin menghindari minuman/makanan dingin. Namun kali ini gerobak itu sungguh menggoda, seakan akan memanggil manggil untuk didekati. 

Ditambah cuaca yang panasnya menggila, maka dengan kesadaran penuh saya pun mendekati si gerobak dan memesan satu porsi. Si abang langsung mengambil gelas dan mengisinya dengan tiga bongkahan Cincau dengan tiga sendok Es krim vanila ditambah gula aren cair. Rasanya sungguh nikmat. 


Dan tak dinyana, rasanya sungguh tidak mengecewakan. Lezat paripurna. Padahal awalnya saya agak under estimate. "What do you expect dari cincau berwarna hijau ini. Paling juga rasanya sama kayak yang udah udah." runtuk saya dalam hati. Tapi memang saat kita merendahkan ekspektasi maka kita akan lebih mudah untuk bahagia. *halah* 

Dengan harga per porsi Rp 5.000, rasanya tidak lah mengecewakan.

Selamat mencoba!



Thursday, October 30, 2014

Rupa pagi di Jakarta

Jakarta adalah kota tempat harapan selalu disampirkan. Di sini semua orang memuja waktu. Kecepatan. Semua orang merasa dikejar (atau mengejar ??) waktu. Meski kerap membuat diri tergugu karenanya.

Maka tak heran pagi di kota metropolitan ini cukup menarik sebenarnya. Andai kita punya waktu untuk menoleh sejenak. 






Karena bisa duduk dalam kendaraan umum adalah privilege







Wednesday, April 02, 2014

Pagi adalah

Pagi itu adalah matahari menembus jendela , secangkir kopi kental, dan kamu yang menari nari dalam ingatan... 


pic from here

Monday, March 24, 2014

Mencintaimu dalam diam

Aku mencintaimu diam diam
Agar kau tak pernah tau segala rasa
Hingga takkan ada yang terluka saat kita tak ingin cinta itu ada

Cinta itu hanya kukirim lewat isyarat samar
Yang ku yakin takkan pernah kau tangkap
Kecuali kau cari dalam sinar mataku
Dan itupun ku tau takkan pernah terjadi

Biarkan aku mencintaimu dalam sunyi
Yang dingin dan pekat
Kadang bercampur perih
Agar kita kan tetap bersama 
Agar jarak itu takkan ada....


pic from here




Monday, February 24, 2014

Pembenci kenangan




Perempuan itu berjalan pelan pelan

Mencoba menghindari kenangan

Ya, ia benci kenangan

Segala kenangan

Seperti ia membenci rendezvous

Juga reuni atau segala macam pertemuan yang menautkan ia dengan masa lalu

Karena hidup menurutnya bukan untuk surut dan menoleh ke belakang..



Lalu rindu itu ia benamkan dalam dalam

Seperti cinta yang ia bunuh tadi malam





pic from here