Thursday, November 20, 2008
apakah ini
apakah ini yang disebut berpasangan
saat kau butuhkan pelukan yang hangat, maka yang kan kau dapatkan hanyalah penghakiman
saat kau butuh hati yang hangat dan damai untukmu berteduh dan pulang, maka kau tak tahu harus melangkahkan kakimu kemana
saat kau inginkan sebuah tautan hati yang hanya kan menyediakan ruang kosong untuk kehadiranmu saja, kau bahkan mendapati realitas yang semakin membuatmu bingung
maka setelah itu kau tak pernah teryakinkah bahwa hidup berpasangan adalah lebih baik daripada kesendirian
karena semua hanyalah utopi
dan kau tak butuh itu
Wednesday, November 19, 2008
scattered thoughts
fiuuhh..
Tuesday, November 18, 2008
Ya..
Setelah keberangkatan Mamak dan Ayah ke Tanah Suci, perasaan saya benar-benar merasa bahwa inilah makna “sendiri” yang sebenarnya buat saya.
Meski kerap saya berseberangan dengan keluarga saya (herannya hampir dalam setiap hal), tetap saya merasa ada sesuatu yang hilang. Meski kepergian mereka hanyalah untuk sekialn puluh hari.
Kerap rasa gamang menghampiri jika saya membayangkan hidup tanpa kehadiran mereka
Diakui atau tidak, rasa secure saya selama ini juga banyak dipengaruhi oleh “support” mereka, dalam berbagai hal. Yang pasti saya yakin mereka selalu mendoakan saya si anak keras hati ini..
Saya juga mulai memahami kenapa mereka “secara implisit” bersikeras agar saya menikah lagi. Semua mata-mata agar saya punya teman berbagi, jika kelak hati saya lelah dan saya butuh pasangan jiwa yang dengan senang hati dan penuh kasih menyediakan bahu dan hatinya untuk menjadi sandaran saya.
Tapi mak, yah, saya tidak yakin ada lelaki yang berjiwa dan berhati besar seperti itu saat ini, di zaman dimana kesetiaan sudah tak ada harganya lagi...
Maafkan saya mak, yah,...Saya belum bisa menyembuhkan luka hati. Saya belum bisa percaya pada satupun dari mereka.Saya tak mau keputusan saya yang salah akan lebih melukai malaikat kecil kita, Nazla.
Saya bahkan rela mati untuknya, asalkan saya tidak menyakiti hatinya..
Saturday, November 15, 2008
Preparing the very brand new thing in my life
Subhanallah
Semoga semakin membaik
Semoga aku tak kalah ya Allah..
La Haula wala kuata illa billah...
Thursday, November 13, 2008
Tergila pada senja
entah kenapa dari dulu saya selalu tergila-gila pada langit senja..or even matahari terbit..lucky me..kos saya yang sekarang bener-bener dahsyat.
Bayangin, saat jarum jam menunjukkan pukul 6, warna langit depan teras rumah kos saya kan tersaji perlahan menjadi jingga..
Lalu saat fajar mulai menyingsing..dari jendela dapur kos saya, kan mencuat seberkas sinar ungu bercampur jingga dan biru. Indah sekali.
Subhanallah...
Saturday, October 11, 2008
Thursday, October 09, 2008
Hari yang tak mudah untuk dilupakan
Memulai pagi dengan peluh bercucuran. Olahraga?
Bukan
Dikejar ayam tetangga..
Sial
Berjalan kaki 30 menit (karena sepeda ketinggalan di kantor..)
Berpapasan dgn truk2 penuh dgn spanduk dan orang2 berpenampilan layaknya demonstran yang baru bangun tidur..
Kucel
Beringas
Namun tampak pula wajah-wajah ceria
Sesampai di depan kantor..
Ternyata truk-truk itu parkir di halaman sebelah kantor..
Ada perasaan ingin melangkah kesana yg menggelitik
Tampaknya aku cukup menjadi saksi bisu saja..
Sent from my phone using trutap
Sunday, October 05, 2008
Tuntaskan saja semua..
Hey perempuan yg selalu sendiri..
Mestinya kau tak perlu banyak berharap..
Mestinya kau buang semuanya mimpi tentang masa depan
Karna semua takkan pernah beranjak jauh dari sini
Takkan..
Jangan pernah percaya pada harapan yg diperdengarkan padamu
Kau bukan gadis muda yg begitu mudah dibodohi
Tak kan ada apapun yg mereka sebut 'cinta' kan dipersembahkan untukmu
Takkan pernah ada..
Sent from my phone using trutap
Tuesday, September 16, 2008
Bahagia, karena 'perjuangan' saya alhamdulillah ga sia-sia. setelah beberapa bulan pontang-panting mengatur jadwal, mengejar bus tercepat agar tak terlambat tiba di banda aceh untuk mengikuti interview, dan mengejar bus tercepat agar bisa sampai kembali di Lhokseumawe sebelum tengah malam
Bahagia karena saya seperti melihat dunia baru yang terbentang di hadapan saya, yang siap untuk saya masuki. Dunia yang lebih berwarna (hopefully!)daripada dunia saya sebelumnya selama nyaris 4 tahun belakangan.
Dunia yang menawarkan kemungkinan-kemungkinan lainnya; sekolah/kursus, tes beasiswa, preparation & test TOEFL, sabang, diving, kelompok diskusi, kelompok fotografi, lingkungan dan teman-teman baru..yah..mudah-mudahan semuanya sesuai dengan harapan.
Excited, membayangkan tantangan-tangan baru yang akan dihadapi
Sedih. Tentu saja, karena saya akan terpisah lebih jauh dengan putri kecil saya. Padahal saya merasa hubungan kami saat ini semakin dekat dan erat diibanding sebelumnya. Tapi apa boleh buat. Hidup memang harus memilih nak, dan kita tak punya pilihan lain yang lebih baik selain ini. Yakinlah nak, perpisahan ini hanya untuk sementara.
Nervous? tentu saja, karena saya harus berhadapan dengan dunia baru, yang saya belum tau apa isinya. Dan, saya merasa seperti sedang menjalani karma. Karma? ya, karena lembaga di mana saya bekerja nantinya adalah lembaga mitra kantor saya yang sekarang yang paling sering bikin sering saya naik darah, sakit kepala dan sebellllllllll..eh..ujung-ujungnya saya harus bekerja di kantor mereka, dan menjadi representative mereka pula. Allahu Akbar.
Anyway, I love the changes!
Welcome to the new life,moeldjanie..
Wednesday, September 03, 2008

Masa depan? ah sebuah kata yang sangat saya tidak suka..Mungkin karena saya "penganut aliran" realistis. Buatsaya masa depan adalah apa yang kita bangun dan kita rintis dari sekarang. Soal hasil itu bukan urusan kita.
Defenisi Masa Depan versi keluarga saya
Dalam keluargsaya masa depan adalah Menjadi Pegawai Negeri Sipil. Dan saya satu-satunya anak ibusaya yang menolak untuk menjadi PNS (baca: menolak dengan tegas maupun halus; dengan tidak bersedia mengisayati semua proses penyaringan yang ada)
Sejak saya masih sayaliah hingga diwisuda (hingga bulan kemaren, saat saya memperbicangkan kemungkinan-kemungkinan tentang pekerjaansaya), tampaknya ibu masih punya harapan bahwa saya akan berubah
Saya Cuma bisa berkomentar, yah kita liat aja..
Yang jelas saya tau, dalam benak orang tua saya, saya termasuk golongan orang tolol yang memilih madesu (baca : masa depan suram)
Masa depan dalam otak saya
Sejujurnya saat ini jika saya mendengar kata "masa depan", maka yang terlintas dalam pikiran saya adalah bekerja keras mempersiapkan dana pendidikan dan sebuah rumah impian nazla, putri saya.
Hanya itu?
Ya hanya itu..
Banyak orang yang mempertanyakan keinginan saya untuk menikah lagi, tapi saya selalu menjawab : itu bukan hal penting lagi buat saya..
Saya akuii tak sedikit yang menyayangkan..
"Kamu masih muda"
"Kamu tak ingin punya teman berbagi?"
"Semua manusia diciptakan berpasangan.."
"Anakmu butuh figur ayah.."
Dan banyak respon lainnya..
Saya akui mereka tak sepenuhnya salah,..Karena memang respo atau cara pandang mereka memanglah lahir dari nilai-nilai "normal" yang ada di lingkungan kita pada umumnya.
Oleh sebab itu tak heran jika saya dianggap abnormal..
Apakah saya memang abnormal?
Pertanyaan itu sering muncul belakangan. Terutama sejak "perbincangan" saya dengan lelaki yang pernah menawarkan untuk membangun masa depan bersama saya itu.
Masa depan?
Saya juga tak tau istilah apa yang tepat digunakan untuk melukiskannya
Membangun masa depan siapa?
Kami?
Rasanya kata itu sudah tak tepat lagi digunakan.
Buat saya selama ini dia sedang membangun masa depannya sendiri.
Bukan masa depan kami
Dia selalu datang dengan rencananya, tak meminta tanggapan saya, hanya announce apa yang dia rencanakan, agar saya tahu.
Pernah ia meminta suara saya, tapi akhirnya pendapat saya malah ditanggapi sarkastik.
Ya sudahlah, mungkin saya tak cukup normal untuk dimintai pendapat ( baca:ga begitu asik buat diajak sharing)
dan..
Tadi malam ia datang untuk mengumumkan hal baru lainnya.
Terima kasih pemberitahuannya.
Saya hanya bisa bergumam dalam hati: lakukanlah apa yang membuatmu bahagia..
Tuesday, September 02, 2008
Keinginan saya untuk segera memulai ''babak baru'' dalam kehidupan saya tampaknya harus ditunda untuk sementara waktu.
Reality bites..
Sent from my phone using trutap
Friday, August 29, 2008
Hey..disini kehidupan itu berada..
Entah kenapa kalimat itu yg selalu muncul setiap saat kaki menjejak di kota ini..
Kota yang padat,sumpek,bising,macet,matre..tapi buatku semua itu tak ada apa-apanya dibanding denyut dan gairah yang ditawarkan..
Sent from my phone using trutap
Thursday, August 28, 2008
Quovadis my life..
Looks like i need much more contemplation..
I still haven't found what i am looking for..
Sent from my phone using trutap
Wednesday, August 27, 2008
Tuesday, August 26, 2008

Apa yang terjadi selama ini,membuat aku semakin sulit membedakan antara mimpi dan kenyataan..
Dan tadi malam, lelaki kecil itu telah membangunkan aku dari tidur panjangku selama ini..
Menyadarkanku bahwa selama ini aku cuma keGe-eRan..
Menyadarkan aku bahwa,tak ada kasih yang sejati selain kasihNYA
Mengingatkan aku bahwa tak ada yang bisa dipercayai selain DIA
Sent from my phone using trutap
Saturday, August 23, 2008
Looking for building a new life from my room..
Kecewa,senang,sedih,bersyukur,semua ngumpul jadi satu setelah tau bahwa aku harus kembali beristirahat selama seminggu..
Yeah..hidup memang penuh kejutan..
Entah kejutan apalagi yang akan hadir esok
Sent from my phone using trutap
Tuesday, July 08, 2008

Saya selalu sepakat dengan petuah bijak yang mengatakan : di balik tiap-tiap peristiwa pasti terdapat sebuah hikmah.
Betapa tidak,..setelah kepergian boss saya (the most famous "killer delegate" in the office,..eh tapi dia baek kok ke sayah.. J), akhirnya impian saya untuk memiliki sepeda lagipun terwujud. Karena dia "melelang" sepeda kesayangannya kepada saya. Dan akhirnya yipiiiiiiii..yipiii…saya pun bisa mewujudkan obsesi lama yang sempet terwujud hanya beberapa bulan, lalu saya harus merelakan semuanya untuk hanya menjadi kenangan…
Maksudnya?
Begini ceritanya, dulu…duluuuu banget..hehehe..maksudnya 3 tahun yang silam, tepatnya beberapa bulan setelah kepindahan saya ke kota ini, saya mendapati bahwa aktivitas saya disini sangat sangat menjemukan, karena hanya berkisar kantor-kos-warnet..ditambah lagi jarak dari kos saya ke kantor itu hanya 5 menit berjalan kaki. Belum lagi, buat saya sangat lah sulit menemukan komunitas atau bahakan teman diskusi atau meski hanya teman jalan yang sehati disini. Saya merasa seperti alien disini
Singkat kata, timbullah niatan untuk menambah kegiatan lebih dari hanya ke kantor, ke warnet dan pulang kerumah. Dengan tak banyak kesulitan, ide untuk membeli sepeda pun muncul di kepala. Secara sejak duduk dibangku SD, saya memang suka naik sepeda. Lalu sepulang kantor dengan ditemani, office girl di kantor, saya pun membeli sepeda. Saya piker masalah saya terpecahkan. Ternyata dugaan saya salah.
Karena tak lama sesudahnya, saya sering mendapat tugas ke lapangan yang mengharuskan saya menginap selama 5 hari di lapangan. Dan itu nyaris tanpa jeda. Kalaupun ada jeda, itu hanya jeda untuk menginap di lapangan, karena saya masih harus mengunjungi daerah yang lumayan dekat (baca: bisa pulang hari), tapi masalahnya adalah lagi-lagi hal itu sangat menguras stamina saya. Saya paham, ini adalah konsekuensi yang harus saya sadari sejak awal sejak pekerjaan berjudul kan Field Officer ini saya terima. Tapi ternyata ada hal lain yang harus saya bayar. Saya kehilangan waktu untuk diri saya sendiri, termasuk kehilangan waktu (dan stamina) untuk bersepeda. Beberapa kali saya coba untuk mengeraskan hati dan membulatkan tekad untuk tetap melakukan aktivitas bersepeda saya sepulang dari lapangan. Dan tahukah anda, bahwa berkali-kali juga saya harus pulang menggunakan becak dengan ikut mengangkut sepeda saya di dalamnya. Sungguh miris sekaligus memalukan.
Setelah mengalami berulang kali insiden "sepeda di dalam becak", dan juga setelah sepeda saya selama setahun lebih teronggok, menganggur, tak tersentuh karena saya terlalu sibuk dengan kegiatan saya di lapangan, pada suatu hari saya pulang dan ibu kos saya melaporkan bahwa sepeda saya "ditaksir" tetangga sebelah. "Daripada di anggurin kan mendingan dijual,moel" begitu alasan induk semang saya saat itu. Saya tak begitu menanggapi serius, karena entah kenapa saat itu saya yakin bahwa saya masih akan menggunakan sepeda itu di masa-masa mendatang.
Seminggu setelah percakapan itu terjadi, saya pulang dan ibu kos saya mengatakan bahwa sepeda saya ditaksir 250 ribu dan sebentar lagi pembelinya datang. Tentu saja saya kaget, karena saya bahkan tak diberi kesempatan untuk berpikir, boro-boro bilang "nggak"..fiiuuh..hingga tak lama sesudah itu seorang perempuan setengah baya datang bersama seorang bocah laki-laki, dan menawar sepeda itu dengan harga lebih rendah lagi..tentu saya saya tolak mentah-mentah. Karena saya merasa bahwa saya telah sangat dirugikan secara saya tidak pernah dimintai pendapat ehh..tau-tau aja sepeda saya sudah laku..well..that's life
Sejak saat itu, mimpi bersepeda saya saya lupakan. Minat saya beralih (baca: terpaksa saya alihkan) pada jogging dan jalan cepat..efeknya sungguh tak terduga: sinusitis saya kambuh kembali dan meradang..secara disini tak ada tempat nyaman untuk jogging yang bebas debu..maka, setelah 2 minggu, hasil nyatan yang saya apatkan adalah :saya harus rutin berkunjung ke dokter THT langganan saya.
Lalu saya berhenti melakukan aktivitas olahraga. Saya frustasi.
Tak lama, saya mendengar bahwa sebuah fitness centre di sini membuka kelas aerobic malam hari. Semula rencana awal saya beserta beberapa rekan perempuan di kantor akan mendaftar rame-rame..tapii..berhubung menurut saya semua Cuma NATO (baca: No Action Talk Only), maka saya memutuskan untuk mendaftar sendiri, dan menjadi "anak baru" dikelas itu..
Sua bulan pertama semuanya lancer-lancar saja, hingga lama kelamaan saya merasakan suasana di kelas itu semakin ga asyik,. bayangin aja, suasananya mirip arisan ibu-ibu, maisng-masing pamer perhiasan, belum lagi yang dagang ya nawarin dagangan, termasuk sang instruktur yang sibuk maksain para peserta buat beli baju senam dagangannya. dan yang paling mengganggu adalah saat sang instruktur sudah mulai berani minjem duit..sejak saat itu saya memutuskan untuk menghindar dan memutuskan mundur dari kelas itu.
Saya benar-benar frustasi. Cuma mau olahraga aja lha kok susah banget di sini…hingga akhirnya 6 bulan sesudahnya, tepatnya seminggu yang lalu (mantan) bos saya "menawarkan" sepedanya kepada saya. Tentu saja pucuk dicinta ulam pun tiba…saya pun menyambat hangat *halah* tawaran tersebut …
Maka sejak seminggu yang lalu saya mulai bersepedah lagii..horeee…

Dia datang lagi…
Akhirnya..setelah menanti selama 2 tahun, ia datang lagi. Kedatangannya kali ini lebih mencerahkan hati. Betapa tidak, ditengah-tengah lautan ketidakpastian yang kerap membuat frustasi, sebuah kehangatan baru tiba-tiba muncul di hati.
Bak seorang kekasih hati yang lama tak pulang, maka kedatangannya tak urung pula membuat banyak kupu-kupu kembali menari di perut. Tapi mungkin ia memanglah kekasih hati, yang selalu menghangatkan relung kalbu, kapanpun ia hadir, meski aku harus menahan sesak di hati selama 24 bulan…
Meski kali ini gaung tak sekeras tahun-tahun lalu, tapi gemanya di hati tetap tak berubah…
Capek aahh…
Pokoknya aku seneng banget dia datang lagi, meski aku harus menempuh 7 jam perjalanan demi menyambut kedatangannya. Meski tahun lalu, sebuah insiden kecil yang membuat kaki dan tangan kiriku terkilir sempat menyengsarakan aku selama berbulan-bulan..tapi cintaku padamu takkan pernah berkurang..
Ya iyalah..kapan lagi bisa jejingkrakan sepuasnya, teriak-teriak, nyanyi-nyanyi sepuasnya..melototin para cowok-cowok ganteng nan gondrong..hihihi..